Penyakit Autoimun pada Wanita

Penyakit Autoimun pada Wanita
image source : freepik.com

 

Penyakit Autoimun pada Wanita – Mayoritas orang yang didiagnosis dengan penyakit autoimun adalah wanita. Fakta juga menunjukkan bahwa penyakit autoimun merupakan salah satu di antara penyebab utama kematian dan disabilitas pada perempuan dan wanita yang berusia di bawah 65 tahun.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri. Dalam dunia medis, sudah lebih dari 12 tipe penyakit autoimun yang teridentifikasi dan mayoritas penyakit-penyakit tersebut diderita oleh wanita— 75 persen penderita penyakit autoimun adalah wanita.

Penyakit Autoimun pada Wanita

Beberapa penyakit autoimun yang lebih banyak menyerang wanita dibandingkan laki-laki, antara lain:

  • Tiroiditis Hashimoto

    Kondisi ini berkembang ketika kelenjar tiroid diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Wanita 10 kali lipat lebih sering menderita penyakit ini daripada pria.

  • Penyakit Graves

    Penyakit Graves merupakan suatu kondisi medis di mana autoimunitas menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Kondisi ini didapati 7 kali lebih umum pada wanita diibandingkan pria.

  • Multiple sclerosis.

    Wanita dua kali lebih mungkin terkena penyakit ini daripada pria, sebuah penyakit yang menyerang selubung mielin yang menutupi saraf.

  • Miastenia gravis

    Penyakit ini berkembang dari transmisi neuromuskular yang mengakibatkan kelemahan otot. Risiko wanita menderita penyakit ini 2 kali lebih tinggi dibandingkan pria.

  • Systemic lupus erythematosus (lupus)

    Lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan sendi di seluruh bagian tubuh, 9 kali lebih sering menyerang wanita.

  • Rheumatoid arthritis

    Kondisi ini merupakan peradangan sendi yang menyerang kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Untuk setiap 7 kasus, 5 di antaranya didapati pada wanita.

Ahli medis belum mengetahui dengan pasti kenapa penyakit autoimun di atas lebih sering berkembang pada wanita. Namun beberapa teori menduga bahwa kecenderungan ini terjadi akibat sejumlah faktor berikut:

  • Perbedaan jenis kelamin dalam sistem kekebalan tubuh. Beberapa peneliti memercayai bahwa wanita berisiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun karena sistem imun mereka cenderung lebih rumit dibandingkan pria. Wanita secara alamiah memiliki respon inflamasi yang lebih kuat daripada pria ketika sistem kekebalan tubuh mereka terangsang. Inflamasi dalam hal ini memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit autoimun. Hal ini cenderung menguntungkan karena berarti bahwa wanita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan pria, namun pada saat yang sama juga memperbesar risiko autoimun ketika sesuatu yang tidak normal terjadi kepada sistem kekebalan tubuh itu sendiri.
  • Hormon seks. Teori lain yang mungkin bisa menjelaskan risiko ini yakni perbedaan hormon wanita dan pria. Kebanyakan penyakit autoimun cenderung berkembang semakin parah dan kambuh mengikuti fluktuasi hormon wanita, contohnya selama kehamilan, menstruasi, atau ketika wanita menggunakan kontrasepsi oral), yang mengindikasikan bahwa hormon seksual mungkin berkontribusi menyebabkan penyakit autoimun.
  • Kerentanan genetik. Para ahli menyatakan bahwa wanita, yang memiliki dua kromosom X berlainan dengan pria yang memiliki kromosos X dan Y, secara genetik lebih rentan mengembangkan penyakit autoimun. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kecacatan dalam kromosom X mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun. Genetik dari penyakit autoimun terbilang kompleks. Studi yang menelusuri hal ini lebih lanjut masih dikembangkan.
  • Riwayat kehamilan. Ada beberapa bukti medis yang menunjukkan bahwa sel-sel janin masih bertahan dalam sirkulasi tubuh wanita selama beberapa tahun setelah kehamilan, dan sel-sel janin ini diduga terkait dengan perkembangan atau memburuknya jenis penyakit autoimun tertentu.

Sampai sekarang ini, peneliti masih mencoba meneliti dan menelusuri lebih jauh kenapa wanita lebih berisiko terkena penyakit autoimun dibanding pria dengan harapan menemukan langkah pencegahan, perawatan, dan obat potensial untuk menyembuhkan penyakit ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.